LEDEK BARANGAN PIKAT HATI PENONTON DI PASAR PON

Seni ledek barangan menjadi sisi lain festival Cerita dari Blora saat ditampilkan di pasar pon Blora, Jawa Tengah, Sabtu (15/9/2018). Pementasan berlangsung tepat pada hari pasaran hewan sapi dan kambing serta aneka transaksi jual beli lainnya.

Di tengah salah satu los pasar pon, sejumlah penabuh gamelan dan waranggana/pesinden ngeleseh memulai aktivitas pertunjukan.
Dua orang penari mengenakan kostum dan dandanan rias ala ledek barangan memikat hati para penonton yang sedang menikmati geliat di pasar hewan.

Tak hanya itu, secara bergiliran, mereka yang suka joget mulai antri dengan mendaftar terlebih dulu kepada panitia. Bagi yang bermurah hati, memberi sawer uang se ikhlasnya.

“Inilah seni rakyat Blora. Sangat pas menjadi bagian ekosistem Cerita dari Blora,” kata Gembong Setyo Pujiono, penanggung jawab acara.

Dijelaskannya, dalam keseharian mereka keliling dari desa ke desa dilakoni untuk mengharap imbalan jasa dari para penikmat dan pengagum seni tradisional.

“Ini secarik fakta para seniman ledek barangan yang bertahan untuk tidak sekadar melestarikan tradisi, tetapi juga sebagai mata pencaharian untuk menopang kehidupan keluarga. Jadi wajar, kalau saweran kali ini menjadi berkah baginya,” ujarnya.

Group seni ledek barangan Manggolo Budaya asal dusun Nglaban, Kelurahan Sonorejo, Kacamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah digerkkan sejak belas tahun lalu.

Alasan ekonomi, mendorong para pelaku seni ledhek barangan ini hidup dalam pasang surut bekesenian tradisional.

“Dikatakan barangan, karena grup ini mbarang (ngamen) jalan kaki dari desa ke desa. Tidak hanya di wilayah Kabupaten Blora saja, melainkan hingga ke luar kabupaten Blora,” katanya.

Wandono (38) salah seorang pemrakarsa seni ledek barangan Manggolo Budaya mengemukakan, melalui bakat seni tradisi yang dimiliki, ia lantas merangkul beberapa rekan seprofesi untuk mencari rejeki lewat ledhek barangan.

“Grup ini sudah lima belas tahun. Kami lakukan ketika tidak lagi diajak pentas di panggung atau sepi tanggapan. Itu kami lakukan untuk melestarikan seni tradisi dan memenuhi tuntunan ekonomi keluarga,” jelasnya, di Blora.

Ledek barangan, menampilkan seni tayub dan tampilan seni barongan sebagai selingan, diiringi dengan seperangkat instrumen gamelan Jawa.

“Anggota kami ada 15 orang. Ada yang berperan sebagai penari, pemain kuda lumping dan topeng, serta penabuh gamelan,” kata Wandono.

Menurut Wandono, group ini beraksi setelah ditentukan lokasi untuk mbarang (ngamen). Bisa di simpang empat desa atau ditangap oleh warga saat melintas jalan kaki.

Ketika di perempatan atau tempat yang mengundang perhatian, kami lantas pentas. Tentu saja berharap bisa mendapat imbalan jasa dari para warga yang menonton atau nanggap. Durasi waktunya disesuaikan, namun agak singkat dari pertunjukan panggung secara umum.

Pendapatan yang diperoleh tidak tentu. Berapapun hasilnya dibagi bersama anggota groupnya. “Pendapatannya tidak tentu, sehari bisa Rp700.000 hingga Rp2.000.000. Tergantung warga masyarakat yang berkenan menanggap dan memberi saweran,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama penari ledhek barangan, Puji Astuti (40) menuturkan make up dan kostum yang digunakan sangat sederhana karena keterbatasan anggaran untuk memenuhi kebutuhan itu.

“Terkadang capek jalan kaki, tapi tidak kami hiraukan. Harapan kami bisa mendapat imbalan jasa dari dermawan. Dan pulang membawa uang untuk kebutuhan anak-anak,” kata Puji Astuti.

Demikian pula yang disampaikan oleh Korina (22), penari ledhek barangan lainnya. Meski lelah, namun tidak malu melakoninya.

"Saya juga berlatih sebelum turun ke desa. Tujuannya agar orang tertarik dan punya perhatian pada penampilan kami,” kata dia.

Seni ledek barangan ditampilkan pada Festival Budaya Cerita dari Blora yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Festival Budaya Cerita dari Blora digelar tanggal 12 - 15 September 2018 di sejumlah tempat, di antaranya landscape Kunden (lapangan golf Blora), rumah masa kecil Pramoedya Ananta Toer, Warung Duwur Blora di desa Soko, Kecamatan Jepon dan pasar pon Blora. (Dinkominfo Kab. Blora)