BLORA - Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Blora menggelar Pelatihan dan Pendampingan 2 Desa Wisata yakni Desa Bangsri Kec. Jepon dan Desa Bangowan Kec. Jiken dengan menggandeng para akademisi dari Desa Wisata Institut, di Balai Desa Bangsri, Minggu (8/11).
Kepala Dinporabudpar Kab. Blora Slamet Pamudji dalam sambutannya saat membuka acara menyampaikan bahwa Desa Bangsri tidak punya potensi wisata, tetapi pemimpin dan warganya punya potensi semangat yang luar biasa untuk mengembangkan desa wisata. Begitu juga Desa Bangoan, semangatnya untuk membangun desa wisata sangat luar biasa dalam membangun kampung halamannya.
“Desa Bangsri dan Desa Bangowan punya potensi wisata yang sangat bagus, dimana pemimpin dan warganya memiliki semangat yang luar biasa untuk mengembangkan kampung halamannya menjadi Desa Wisata,” ucapnya.
Dijelaskan oleh Kabid Pariwisata Dinporabudpar Wahyu Tri Mulyani, AP, MA bahwa pendampingan dan pelatihan Desa Wisata ini dilakukan selama 2 bulan. Untuk pertemuan kali ini Diskusi dan melihat langsung kegiatan desa wisata, melihat hasil pengembangan produk wisata, serta diskusi penguatan produk wisata.
"Pelatihan dan Pendampingan Desa Wisata akan dilaksanakan selama 2 bulan di bulan November sampai dengan Desember 2020, yang mana pada hari pertama diselenggarakan di Balai Desa Bangsri dan hari kedua di Desa Bangowan. Kemudian pada akhir pendampingan akan dilakukan ujicoba desa wisata, untuk memaksimalkan pengembangan desa wisata", jelasnya.
Kondisi riil keramahan warga Desa Bangsri juga disampaikan oleh Ir. Doto Yogantoro pendiri Desa Wisata Institusi dan pengelola Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta saat sambutan. Beliau mengakui warga sangat nyaman saat bermalam di desa Bangsri.
Doto juga menyampaikan , semangat pemuda desa inilah yang menjadi modal dasar. Untuk itu dirinya akan all out menggarap Desa Bangsri dan Bangowan.
"Bermalam di homestay Desa Bangsri sangat luar biasa, suasana sedulur dan keramahannya sangat terasa. sharing bersama warga serata tidak ada sekat dan canggung. Target kita langsung masuk kemasyarakat, bukan lagi teori. Usai pelatihan kita akan lakukan paket wisata"
Sementara itu, Dr. Destha T. Rahardjana, S.Sos M.Si seorang peliti pusat studi pariwisata UGM saat menyampaikan materi tentang Pemetaan Potensi dan Penguatan SDM, menjelaskan bahwa penerapan SAPTA PESONA sangat penting untuk meningkatkan citra tempat wisata.
"Pentingnya penerapan SAPTA PESONA juga akan menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah, sehingga meningkatkan posisi masyarakat sebagai penerima manfaat yang sebesar-besarnya dari pengembangan kegiatan kepariwisataan", jelas Destha.
Untuk diketahui, Desa Wisata Institute merupakan lembaga pendampingan dan pelatihan SDM desa wisata yang didirikan pada 2019. Desa Wisata Institute didirikan dengan tujuan mengawal perjuangan desa-desa di Indonesia untuk mencapai kemandirian melalui pengembangan dan pemanfaatan potensi desa.
Ikut hadir dalam pembukaan pelatihan dan pendampingan desa wisata tersebut, Kasi Pemerintahan Kec. Jepon, Kades Bangsri Laga Kusuma, Kades Bangowan Sudarto, para pelaku wisata Desa Bangsri dan Bangowan.(**)