Membidik kunjungan anak-anak sekolah untuk belajar bikin gerabah dan mewarnainya, Griya Keramik Blora di Desa Balong, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora masih bisa eksis hingga sekarang. Strategi meraih pelanggan pun dilakukan. Sudah dapat sekolah-sekolah yang melakukan kunjungan rutin tiap tahunnya.
ROMBONGAN bus datang masuk ke jalan desa. Mereka anak-anak sekolah dasar dari Kabupaten Rembang. Disertai kedua orang tua, anak-anak ini diajak guru-gurunya melakukan kunjungan wisata edukasi belajar membuat gerabah ke Desa Balong, desa yang jarak tempuhnya lebih 40 kilometer dari rumah mereka. Tratag disiapkan tuan rumah untuk memberi kenyamanan tamu. Pasalnya, griya belajar membuat gerabah ini akan berdesak-desakan untuk menampung anak-anak yang mau belajar ini.
"Terdaftar 50 anak yang didampingi orang tuanya. Belum guru-gurunya. Jadi kita bikin bergantian. Separo masuk belajar, separo menunggu di luar. Untuk membuat nyaman pengunjung, kita siapkan tratag yang kami pinjam dari lingkungan dengan sistem ngisi kas," kisah Susanto mengenang kunjungan wisata ini beberapa tahun silam, sebelum masa pandemi.
Susanto adalah ketua kelompok sadar wisata, kerap disingkat pokdarwis, di Desa Balong. Kesehariannya, Susanto kerja jadi perangkat desa. Jika ada kunjungan wisata edukasi di Griya Keramik Blora, Susanto kerap terlibat menjadi pemandu wisata. Jika kunjungan lebih dari sepuluh orang, jumlah pemandu wisatanya akan ditambah.
"Kami kerap kerja sama dengan sekolah-sekolah yang ada di Blora untuk melakukan kunjungan wisata edukasi untuk murid-muridnya. Kerja sama ini dengan menggratiskan guru-guru yang mendampingi anak-anak," katanya menyebut kiat pemasaran produk wisata yang dimiliki desanya.
Dengan biaya Rp15 per anak, wisata edukasi ini akan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan sebelum hari kunjungan tiba. Kebutuhan ini semisal karakter gerabah yang telah mulai disiapkan 4 hari sebelumnya.
"Kita per anak paket biayanya Rp15 ribu. Kalau ada permintaan, misalkan kunjungan ke pusat pembuatan genteng dan naik odong-odong, akan kita kenakan tambahan biaya," sebutnya.
Paket wisata edukasi ini cukup diminati sekolah-sekolah. Sebelum pandemi, dalam seminggu bisa 3-4 kali kunjungan. Kendati agak menurun kunjungan wisatanya setelah pandemi, Griya Keramik Blora tetap menjadi kunjungan rutin beberapa sekolah.
"Sudah ada sekolah yang setiap tahunnya melakukan kunjungan wisata edukasi di tempat kami. Gurunya masih tetap sama, namun dengan murid yang baru yang berbeda."
Selain membidik pasar wisata untuk anak-anak sekolah, Griya Keramik Blora juga kerap mendapat kunjungan wisata untuk keluarga.
"Namun biayanya agak berbeda, karena kalau keluarga kan tidak banyak pesertanya," imbuhnya.