TUJUH desa ini antara lain: Desa Sambongrejo dari Kecamatan Sambong, Desa Ledok dari Kecamatan Sambong, Desa Tempel Lemahbang dari Kecamatan Jepon, Desa Palon dari Kecamatan Jepon, Desa Balong dari Kecamatan Jepon, Desa Bangowan dari Kecamatan Jiken, dan Desa Singonegoro dari Kecamatan Jiken.
Pameran dalam festival yang didukung Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah ini turut diikuti 4 kabupaten lain, yakni Kabupaten Rembang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kudus. Keempatnya membawa produk-produk unggulan usaha kecil menengah dari daerah masing-masing. Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Kunto Aji dalam laporannya menyebutkan, rangkaian pagelaran festival ini telah dimulai sejak awal November 2022 dengan puncaknya digelar selama 2 hari pada Sabtu dan Minggu, 19 hingga 20 November 2022.
"Dalam festival ini akan ada penganugerahan desa wisata terbaik yang telah menampilkan video profil desa wisata masing-masing dari 6 finalis desa wisata di Kabupaten Blora yang telah dilakukan penilaian oleh tim juri," katanya dalam laporan.
Rangkaian ini dimulai pada tanggal 1 November 2022 dengan membuka pendaftaran untuk peserta festival selama 9 hari, berakhir pada Rabu, 9 November 2022. Selanjutnya tim Bidang Pariwisata Dinporanbudpar Kabupaten Blora melakukan seleksi peserta pada tanggal 10 November 2022, yang pengumumannya disampaikan sehari kemudian. Usai pengumuman 6 finalis desa wisata, tim juri melakukan kunjungan ke 6 desa wisata terbaik selama 3 hari sejak Senin, 14 November 2022.
"Dari 6 finalis ini ditampilkan video profilnya, dan diumumkan pemenangnya pada malam penganugerahan desa wisata terbaik," sebutnya.
Bupati Blora Arief Rohman dalam sambutannya sebelum membuka festival berharap, ajang ini bisa menjadi agenda rutin tahunan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dari sektor kepariwisataan.
"Kita harapkan dari festival ini dapat semakin memberikan motivasi untuk desa-desa wisata di Kabupaten Blora membuat kemajuan-kemajuan di desanya masing-masing," katanya.
Ada 18 desa wisata yang telah mengantongi SK Desa Wisata di Kabupaten Blora. Dengan mengantongi SK, desa-desa ini diharapkan tak sekedar mengejar SK namun mampu membuat produk-produk wisata yang memiliki keunggulan kompetitif untuk memiliki daya sedot kunjungan wisatawan, baik dari daerah sendiri maupun dari domestik hingga manca negara. Delapan belas desa yang telah mengantongi SK ini antara lain: Desa Sambongrejo di Kecamatan Sambong yang berbasis budaya, Desa Tunjungan di Kecamatan Tunjungan dengan berbasis alamnya, Desa Balong di Kecamatan Jepon yang berbasis ekonomi kreatif, Desa Tempellemahbang di Kecamatan Jepon yang berbasis ekonomi kreatif dan buatan, Desa Bangowan di Kecamatan Jiken yang berbasis alam, Desa Ledok di Kecamatan Sambong yang berbasis alam, Desa Palon di Kecamatan Jepon yang berbasis peternakan, Desa Singonegoro di Kecamatan Jiken yang berbasis alam, Desa Waru di Kecamatan Jepon yang berbasis alam, Desa Janjang di Kecamatan Jiken yang berbasis budaya dan alam, Desa Tempuran di Kecamatan Blora yang berbasis alam, Desa Mendenrejo di Kecamatan Kradenan yang berbasis alam dan budaya, Desa Bangsri di Kecamatan Jepon yang berbasis ekonomi kreatif dan buatan, Desa Pengkoljagong di Kecamatan Jati yang berbasis alam dan dan buatan, Desa Klopoduwur di Kecamatan Banjarejo yang berbasis budaya dan alam, Desa Nglobo di Kecamatan Jiken yang berbasis alam dan buatan, Desa Tinapan di Kecamatan Todanan yang berbasis alam, dan Desa Karangjong di Kecamatan Ngawen yang berbasis alam.
Meski telah mengantongi SK, dari 18 desa tersebut hanya 7 desa yang ikut dalam pameran produk usaha kecil menengah dalam ajang yang menggelar Pasar Krempyeng di desa tempat berlangsungnya festival ini. Lainnya hanya mengirim perwakilan untuk hadir dalam pembukaan festival.
Usai festival dibuka, Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati dan Ketua DPRD Blora H.M. Dasum beserta tamu undangan dari kabupaten di wilayah Pakujembara (Pati-Kudus-Jepara-Rembang-Blora) dan Kabupaten Demak menyempatkan diri berkunjung ke Kampung Samin Desa Sambongrejo. Mereka disambut Pramugi Prawiro Wijoyo, tokoh Samin di kampung tersebut yang menerima di pendapa Sedulur Sikep Samin.