KEPALA Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata Kabupaten Blora, Isti Nuratri mengatakan, penyelenggaraan FDW 2022 (Festival Desa Wisata 2022) Kabupaten Blora adalah ajang untuk menyediakan ruang bagi desa-desa yang memiliki potensi kepariwisataan untuk mempromosikan destinasi-destinasi wisata di desa masing-masing. Dalam ajang ini, desa-desa yang ikut festival menyediakan konten promosi digital yang diunggah di media-media sosial berbasis video. Tercatat setidaknya ada beberapa desa yang telah menampilkan profil desa wisatanya, untuk selanjutnya dilakukan penilaian oleh juri dalam ajang festival desa wisata ini.
"Kita memberikan ruang kesempatan kepada desa-desa wisata yang ada di Blora untuk mereka menampilkan produk dari desa wisata, kita pamerkan ke lingkup Pakujembara, dengan mengundang dari provinsi Jawa Tengah, dan kota sekitarnya," kata Isti.
Selain undangan untuk Pakujembara, yakni Pati-Kudus-Jepara-Rembang-dan Blora, undangan diberikan juga kepada masyarakat wisata di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak.
Dengan mengadakan festival ini, Pemkab Blora dikatakan Isti berharap, desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Blora lebih bisa berinovasi.
"Tujuannya agar desa-desa ini bisa lebih maju dan bisa bersinergi (dengan kabupaten-kabupaten lain) dalam mengembangkan desa wisatanya," ujar Isti.
Terdapat 18 desa di Kabupaten Blora yang telah memiliki SK Desa Wisata, yang rencananya ikut dalam festival ini. Antara lain: Desa Sambongrejo di Kecamatan Sambong yang berbasis budaya, Desa Tunjungan di Kecamatan Tunjungan dengan berbasis alamnya, Desa Balong di Kecamatan Jepon yang berbasis ekonomi kreatif, Desa Tempellemahbang di Kecamatan Jepon yang berbasis ekonomi kreatif dan buatan, Desa Bangowan di Kecamatan Jiken yang berbasis alam, Desa Ledok di Kecamatan Sambong yang berbasis alam, Desa Palon di Kecamatan Jepon yang berbasis peternakan, Desa Singonegoro di Kecamatan Jiken yang berbasis alam, Desa Waru di Kecamatan Jepon yang berbasis alam, Desa Janjang di Kecamatan Jiken yang berbasis budaya dan alam, Desa Tempuran di Kecamatan Blora yang berbasis alam, Desa Mendenrejo di Kecamatan Kradenan yang berbasis alam dan budaya, Desa Bangsri di Kecamatan Jepon yang berbasis ekonomi kreatif dan buatan, Desa Pengkoljagong di Kecamatan Jati yang berbasis alam dan dan buatan, Desa Klopoduwur di Kecamatan Banjarejo yang berbasis budaya dan alam, Desa Nglobo di Kecamatan Jiken yang berbasis alam dan buatan, Desa Tinapan di Kecamatan Todanan yang berbasis alam, dan Desa Karangjong di Kecamatan Ngawen yang berbasis alam.
"Bisa menjagi agenda rutin tahunan, karena kita bikin booth (stan) semi permanen untuk desa-desa ini," imbuhnya.
Dikatakannya, FDW 2022 bakal berlangsung lebih meriah. Aneka pertunjukan seni budaya, makanan tradisonal hingga kerajinan khas desa disuguhkan dalam festival ini. Sementara wisatawan yang mengunjungi festival selama 2 hari juga disediakan tempat menginap di rumah-rumah warga.